SIMALUNGUN - Penggalian parit isolasi berukuran lebar 6 meter dan kedalaman 3 meter, dilakukan pihak rekanan PTPN IV Distrik I Unit Kebun Gunung Bayu dalam rangkaian kegiatan pembangunan tanaman kelapa sawit berkelanjutan, lazim disebut replanting.
Namun, di tengah proses pengerjaan parit isolasi tersebut telah digenangi air dengan ketinggian mencapai 2 meter, berikut endapan lumpur dengan ketinggian sebatas pinggang orang dewasa dan di lokasi tidak tersedia rambu-rambu peringatan berbahaya.
Kalangan masyarakat sangat menyesalkan, pihak Manajemen PTPN IV melalui pihak vendor atau kontraktor tidak bersosialisasi sebelum melaksanakan kegiatan penggalian tanah yang berpotensi membahayakan jiwa manusia dan merusak lingkungan hidup.
Hal ini diungkapkan salah seorang warga setempat, sebut saja identitas dirinya Hendra, ditemui jurnalis indonesiasatu.co.id media grup online di salah satu warkop seputaran Kota Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Selasa (14/02/2023) sekira pukul 08. 50 WIB.
Hendra mengungkapkan, kekecewaan masyarakat diungkapkan pasca tewasnya seorang remaja putra berstatus pelajar sewaktu bermain dan mandi-mandi bersama temannya di lokasi galian parit isolasi. Senin (30/01/2023) sekira pukul 10.00 WIB yang lalu.
"Kejadian itu suatu kelalaian dan kita yakini hidup serta mati urusan Yang Maha Kuasa. Namun, galian parit isolasi itu hasil dari kebijakan pihak Manajemen PTPN IV Distrik I Unit Kebun Gunung Bayu tanpa sosialisasi dan tidak berupaya mencegah hal buruk dengan memasang pengaman di lokasi, " ungkap Hendra.
Oleh karena itu, lanjut Hendra mengatakan, warga setempat sepakat melakukan pertemuan menyampaikan aspirasi dan musyawarah difasilitasi Pangulu Nagori Perlanaan di kantornya. Dalam pertemuan itu membahas keberadaan parit isolasi PTPN IV Kebun Gunung Bayu.
Baca juga:
Satpol PP Padang Amankan 5 Pemandu Karaoke
|
"Warga masih trauma atas kejadian sebelumnya dan mereka tidak menginginkan kejadian serupa terulang, sebab galian itu dianggap meresahkan dan membahayakan bagi warga, " bebernya.
Selanjutnya, Hendra menambahkan, hasil yang disimpulkan saat bermusyawarah disampaikan secara tertulis bertanda tangan Aparat Pemerintah Nagori Perlanaan. Kemudian, hingga saat ini tidak direspon, setelah surat tersebut disampaikan kepada pihak Manajemen PTPN IV Distrik I Unit Kebun Gunung Bayu.
"Berbagai keluhan dan saran tertuang melalui surat yang disampaikan warga. Namun, hasilnya nihil tanpa respon pihak perkebunan dan patutlah kami menilai manajemen perusahaan perkebunan ini tidak memiliki empati sosial masyarakat, " pungkasnya.
Sementara, Wakil Sekretaris LSM PAB Kabupaten Simalungun Aswin H Sinaga dihubungi melalui sambungan selularnya menegaskan, terkait sikap dan perlakuan manajemen perusahaan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno dengan tembusan Kementerian BUMN serta Kementerian Lingkungan Hidup RI.
"Kami harapkan agar Direktur PTPN IV menyikapi permasalahan sosial masyarakat dan lebih kooperatif menanggapi penyampaian melalui surat resmi lembaga. Saran kami, promosi Pemangku Jabatan Puncak di Distrik I dan Unit Kebun Gunung Bayu layak dievaluasi, " tutup Aswin H Sinaga.
Terpisah, Direktur PTPN IV Sucipto Prayetno dikonfirmasi melalui pesan percakapan selularnya, tentang surat yang disampaikan kepada pihak Manajemen PTPN IV Distrik I Unit Kebun Gunung Bayu dan penyampaian LSM PAB Kabupaten Simalungun melalui surat resmi tentang laporan masyarakat.
Namun, Sucipto Prayetno selaku pejabat publik pada perusahaan berstatus BUMN yang menjabat sebagai Direktur PTPN IV terkesan bungkam, ketika dimintai tanggapan melalui pesan percakapan selularnya.
Selaku pejabat publik, sangat disesalkan sikap pejabat tinggi di perusahaan berstatus BUMN dengan jargon AKHLAK, hingga rilis berita ini dilansir kepada publik, enggan menanggapi penyampaian awak media ini.